Pelajaran Sejarah Sanggup Membangun Abjad Konkret Dalam Membangun Bangsa
Mempelajari sejarah bangsa dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya mampu membangun huruf kasatmata bagi belum cukup umur kita. berikut penjelasannya
Sekretaris Jenderal Gerakan Indonesia Pintar (GIP) Alpha Amirrachman menekankan pentingnya membangun huruf peserta didik dari mempelajari sejarah perjuangan bangsa terutama semangat patriotisme.
“Indonesia memiliki semangat patriotisme yang kental sebab kita merebut kemerdekaan dengan darah dan air mata. Kemerdekaan kita bukan hasil pemberian. Kalau kita bandingkan dengan negara-negara yang menerima kemerdekaan sebagai hadiah, rasa patriotisme kita jauh lebih kental,” ungkapnya pada talkshow saat peluncuran eksiklopedia Lintas Sejarah Indonesia dalam Literasi Visual penerbit Binar di International Book Fair di Jakarta (2/9).
“Tantangannya sekarang adalah bagaimana menguraikan semangat patriotisme itu menjadi nilai-nilai yang memiliki huruf yang kasatmata dalam membangun bangsa,” ujarnya.
Sementara Staf Ahli Kementerian Sosial Harry Hikmat menekankan bahwa nilai-nilai yang harus dibangun adalah nilai kejujuran, integritas dan kesetiakawanan sosial.
“Kita lihat masih banyak kasus-kasus korupsi, artinya nilai-nilai kejujuran masih belum terbentuk. Kita berharap nilai-nilai ini mampu terbangun melalui pembelajaran sejarah perjuangan bangsa dalam literasi visual ini,” ungkapnya seraya memuji literasi visual ensiklopedia tersebut yang menurutnya tampak hidup dan menarik.
CEO Penerbit Binar Yanti Sriyulianti memberikan bahwa timnya membutuhkan belasan tahun untuk menghayati perjuangan para satria dan menuangkannya dalam literasi visual.
Ensiklopedia ini terdiri dari tujuh jilid: Yang pertama Kebangkitan Kesadaran Berbangsa (1900-1942), Kebingkitan Pergerakan Kemerdekaan (1942-1966)_, Kebangkitan Pembangunan Nasional (1966-1998), Kebangkitan Kesadaran Demokrasi (1998-2004), Berprestasi di Pentas Global (2004-2-14), Penguatan Karakter bangsa (2014) dan Infografis (1908-2014).
“Ensiklopedia ini bukan hanya menyuguhkan literasi visual, tapi juga infografis untuk mengajak siswa berpikir kritis,” ujar Yanti yang juga Ketua GIP ini.
Sekjen GIP Alpha menambahkan bahwa perlu ada dua pendekatan untuk membangun huruf peserta didik melalui sejarah perjuangan bangsa.
“Yang pertama jalur formal adalah di sekolah-sekolah dan yang kedua jalur informal adalah menggerakkan komunitas-komunitas lokal untuk menikmati sejarah perjuangan bangsa sekaligus menggali nilai-nilai kepahlawanan dari lingkungan sekitar,” pungkas Alpha yang juga dosen Universitas Sultan Ageng Tirtayasa ini. (sumber: Trimbun.pendidikan.com)
Belum ada Komentar untuk "Pelajaran Sejarah Sanggup Membangun Abjad Konkret Dalam Membangun Bangsa"
Posting Komentar