Anak-Anak Indonesia Tidak Diajari Kemampuan Untuk Mengekpresikan Pengalaman Atau Suasana Hatinya
JAKARTA - Kecerdasan anak Indonesia sudah tidak perlu diragukan lagi. Buktinya, banyak siswa meraih prestasi di tingkat internasional. Tetapi, ada satu kelemahan anak-anak Indonesia.
Menurut Anggota Komisi X dewan legislatif RI, Teguh Juwarno, banyak anak Indonesia tidak bisa mengemukakan gagasan dengan baik. Sebenarnya, kunci solusi problem tersebut ialah kemampuan berbahasa Indonesia. Sayangnya, sampai kini pengajaran bahasa Indonesia tidak mendorong siswa agar bisa membuatkan daya kreasi mereka.
"Anak-anak Indonesia juga tidak diajari kemampuan untuk mengekpresikan pengalaman atau suasana hatinya," ujar Teguh dalam Diskusi Pendidikan di Kemendikbud, belum lama ini.
Dia mencontohkan, jika ditanya tentang suatu kegiatan yang baru saja dihadiri, maka anak-anak Indonesia hanya bisa menjawab dengan satu kata, "Seru." Namun saat ditanya mengenai maksud keseruan itu sendiri, ia tidak bisa menjabarkannya dengan rinci.
"Harusnya mereka bisa menjabarkan bahwa acaranya itu yang datang sekian ribu orang, semuanya perpakaian putih dan sorak-soraknya sampai memecahkan telinga. Tapi saat ditanya, 'Seru itu apa?' Jawabannya, 'Ya gitu, deh,'" papar Teguh.
Berbeda halnya jika anak-anak bule yang ditanya. Mereka akan menjawab dan memaparkan semua.
"Ada masalah, ialah kita lemah dalam mengungkapkan gagasan. Mulai dari sekadar bertutur. Mereka tidak bisa menceritakan sesuatu," imbuhnya.
Selain bahasa, kata Teguh, problem lain di forum-forum internasional ialah ketidakmampuan anak Indonesia mengajukan gagasan dan berdebat. Penyebabnya ialah kita tidak pernah dilatih untuk berdebat.
"Mungkin aspek-aspek itu yang harus lebih banyak kita munculkan," tambahnya.
Sumber : news.oke.zone.com
Belum ada Komentar untuk "Anak-Anak Indonesia Tidak Diajari Kemampuan Untuk Mengekpresikan Pengalaman Atau Suasana Hatinya"
Posting Komentar