Ada Tips Menarik Pulang Kampung Pake Motor,Mari Baca..


 Mudik saat lebaran yaitu aktivitas tidak terlepas saat akan lebaran, menjelang lebaran sebantar lagi, bagi yang berkendaraan motor saat pulang kampung berikut ada TIp menarik buat anda sebelum melakukan pulang kampung :

1. Siapkan fisik sebelum mudik


Mudik identik dengan perjalanan jauh. Membayangkan saja sepertinya sudah melelahkan. Apalagi jikalau Anda sudah menetapkan pulang kampung naik sepeda motor. Agar selama perjalanan tetap aman, nyaman serta selamat sampai tujuan, menyiapkan fisik secara optimal wajib hukumnya. Syukur-syukur tidak sampai membatalkan puasa Anda. Berikut ini persiapan fisik yang harus diamalkan.


Istirahat Cukup

Sebelum mudik, sehari sebelumnya lebih baik dipakai untuk istirahat penuh. Kondisi fit saat pulang kampung sangat penting, terutama untuk antisipasi gerakan refleks jikalau dibutuhkan. Jadi jangan sampai memaksakan diri pulang kampung naik sepeda motor dengan kondisi tubuh yang kurang sehat.


Banyak Minum Air Putih

Sementara itu saat bulan puasa mirip ini, kebutuhan cairan tubuh sudah dipastikan akan meningkat. Jumlahnya sebanyak 40cc air putih/kg berat tubuh setiap harinya. Sebagai ilustrasi, jikalau seorang pengendara memiliki berat 70 kg maka diharapkan paling tidak 2,8 liter air seharinya. “Itu untuk menghindari dehidrasi. Karena kurangnya cairan akan berakibat fatal pada fungsi organ–organ tubuh. Akibatnya konsentrasi juga dikhawatirkan akan menurun,” lanjut dokter ramah ini.


Konsumsi Makanan Berkarbohidrat

Dr. M. Arifin Rizkie juga menambahkan bahwa sebelum berkendara jarak jauh sebaiknya mengkonsumsi kuliner karbohidrat tinggi dan kompleks mirip beras merah atau gandum. “Karena jenis kuliner tersebut lebih lama dicerna, jadi rasa lapar mampu ditunda lebih lama,” ujarnya. Pria kelahiran Palembang ini juga menyarankan semoga menghindari kuliner dengan protein dan lemak tinggi sebelum pulang kampung naik motor. “Karena kuliner jenis ini menuntut kerja pencernaan lebih berat, jadinya darah akan banyak mengalir ke lambung dan usus. Itu akan menjadikan konsentrasi juga menurun dan mudah mengantuk,” tambahnya.
 
Pemanasan Yang Baik

Yang tak kalah penting untuk dilakukan yaitu pemanasan atau perenggangan beberapa anggota tubuh. “Ini penting semoga tubuh tidak kaku dan sigap menghadapi kondisi jalan. Selain itu perlu dilakukan persiapan mental dan emosi. Baik itu dari pengendara atau boncenger,” tambah Made Surya. Repot sedikit enggak masalah. Asalkan pulang kampung mampu terlaksana dengan aman, nyaman dan yang paling penting selamat sampai tujuan. Mudik yuks…!!!


2. Jangan Mudik Sendirian



Himbauan ini sangat masuk akal. Sebab berkendara ramai-ramai mirip ikut aktivitas pulang kampung bareng atau jalan bersama sanak saudara dan sahabat memang lebih banyak keuntungannya. Coba bayangkan jikalau Anda pulang kampung sendirian atau hanya berdua dengan boncenger. Bahkan saat ada yang terlihat mengantuk, rekan lainnya mampu mengingatkan. Keuntungan lain pulang kampung ramai-ramai yaitu jikalau salah satu anggota rombongan mengalami kerusakan motor, anggota lainnya mampu membantu. Dengan demikian dilema akan semakin mudah diatasi. Dan yang tak kalah penting, rasa persaudaraan akan semakin kuat. Bayangkan jikalau Anda pulang kampung sendirian.


3. Tata dengan benar Barang Bawaan



Selain bawa badan, setiap pulang kampung selalu angkut barang. Demi keamanan dan kenyamanan dalam perjalanan, barang bawaan jangan sampai berlebihan dan ditempatkan dengan cermat. Jangan sampai barang bawaan justru mengganggu handling yang mampu memicu kecelakaan. “Membawa barang pada motor, memang gampang-gampang sudah. Barang harus diikat sedemikian rupa semoga tidak terjatuh. Bentuk barang tidak melebihi tinggi kendaraan, lebar setang dan panjang kendaraan. Berat tidak boleh melebihi ketentuan pabrikan,” terang Tony Purnama, Safety Riding Program Head, PT Wahana Makmur Sejati, main dealer Honda wilayah Jakarta-Tangerang. Ada dua alternatif penempatan barang bawaan saat pulang kampung naik sepeda motor. Alternatif pertama, untuk motor tipe skutik dan belibis mampu memanfaatkan ruang di depan jok (dek) atau diikat di atas jok belakang. Alternatif kedua, dengan menambahkan boks barang.


Manfaatkan Dek dan Jok

Menurut Tony, mengikat barang di atas jok belakang yaitu cara yang paling ideal. Jika mengikatnya berpengaruh dan bobotnya tidak berlebihan maka tidak akan mengganggu handling. Masalahnya, alternatif ini tidak mampu diterapkan jikalau Anda hendak membawa serta seorang pembonceng. Jika ada pembonceng, otomatis barang bawaan akan dipindahkan ke depan. Tepatnya di underbone untuk tipe belibis atau deks untuk skutik. Syaratnya posisi barang jangan sampai mengganggu operasional kemudi. “Jika barang bawaan dimasukkan ransel atau tas gendong, posisikan tas menyandar di atas jok. Trik ini semoga beban tas tidak terlalu membebani pundak. Bahu dan pinggang pengendara hanya berfungsi sebagai penyangga,” lanjut Tony.


Aplikasi Boks

Tidak semua orang suka mengaplikasi boks. Tapi jikalau Anda mengendarai motor tipe sport, mungkin memasang boks mampu menjadi pilihan bijak. “Sebaiknya pilih boks dengan ukuran yang proporsional dengan motornya. Jangan terlalu besar,” yakin pria berkulit putih ini. Posisi pemasangan boks mampu dibelakang atau samping. Syaratnya, alokasi penempatan barang harus seimbang semoga laju motor tetap stabil. Dengan boks, pengaturan barang juga mampu sangat mudah dan aman alasannya ialah dilengkapi kunci.


4. Cara berboncengan yang benar

 
“Poin pertama yaitu posisi duduk pembonceng harus menghadap depan semoga keseimbangan terjaga,” terang Anggono Iriawan, Manager Safety Riding, PT Astra Honda Motor (AHM). Gaya duduk menyamping mirip yang biasanya dilakukan kaum perempuan, sangat dilarang. “Jalan harian saja tidak boleh, apalagi saat turing jauh ke luar kota. Karena dengan posisi menyamping, motor tak seimbang dan menyulitkan bermanuver,” lanjutnya.

Poin kedua yaitu posisi kaki pembonceng. Menurut Anggono, kaki penumpang harus mengapit paha pengendara. Tujuannya semoga saat bermanuver pengendara dan pembonceng mampu seirama.

Poin ketiga yang tak kalah penting yaitu posisi tangan pembonceng. Agar gerakan pembonceng seirama, lingkarkan tangan ke pinggang pengendara sampai kedua tangan bertemu.Pokoknya mirip ikat pinggang, tubuh pembonceng menempel pengemudi. Jangan pegangan behel atau pecahan lainnya.

Poin keempat yang harus diperhatikan yaitu gerakan pembonceng. Pembonceng harus mengikuti semua gerakan pengendara, kemanapun arahnya. Jadi bila pengendara bergerak ke kiri, pembonceng juga harus mengikuti ke kiri, demikian juga bila ke kanan.

Poin kelima yaitu jangan berboncengan dengan lebih dari satu orang. Contohnya membawa seluruh anggota keluarga dari istri sampai anak kecil. Bila lebih dari satu orang, tentu lebih bijak jikalau memakai alat trnsportasi lain. Karena motor memang diciptakan hanya untuk berdua saja.


5. Istirahat setiap 2 jam perjalanan



Melakukan perjalanan jarak jauh mirip pulang kampung lebaran membutuhkan perencanaan matang. Tujuannya sudah pasti semoga selamat sampai kampung halaman. Salah satu poin yang harus direncanakan yaitu memilih waktu istirahat yang ideal. Berkendara berjam-jam tanpa jeda istirahat membuat tubuh terasa letih. Bila dibiarkan berlarut, konsentrasi pun menurun. Ujung-ujungnya mampu mengundang celaka loh. Makanya sebisa mungkin luangkan waktu sebentar untuk istirahat semoga kondisi tubuh kembali bugar. Tapi kapan tepatnya istirahat yang ideal?
Setiap dua jam, carilah daerah yang aman dan nyaman untuk istirahat. Misalnya dengan memanfaatkan posko pulang kampung yang disediakan ATPM kendaraan bermotor, perusahaan telekomunikasi atau SPBU yang secara khusus dipersiapkan bagi para mudikers. Salah satunya nih, pilih “Bale Santai Honda”.

Manfaatkan lokasi-lokasi tersebut untuk melakukan relaksasi sejenak. “Di daerah istirahat, usahakan tubuh senyaman mungkin. Bisa hanya dengan duduk-duduk santai dan jangan lupa lepas jaket atau rompi semoga tak kepanasan,” lanjutnya. Berapa lama kita beristirahat? “Idealnya cukup 15 sampai 20 menit. Kalau terlalu singkat tubuh belum kembali fit, sedangkan bila kelamaan kita jadi merasa malas dan jadi mengantuk,” ujar Agus Sani, instruktur safety riding, PT Wahana Makmur Sejati, main dealer Honda wilayah Jakarta Tangerang. Bila istirahat telah dirasa cukup, lanjutkan kembali perjalanan. “Namun sebelum kembali jalan, lakukan peregangan tubuh dengan menggerak-gerakkan tangan, kaki dan kepala semoga tak kaku dalam bermanuver,” wanti Anggono.Jadi, jangan lupa istirahat setiap 2 jam perlanan!


6. Pakai helm yang sesuai Standard


Memutuskan pulang pulang kampung naik motor? Artinya, Anda juga harus menetapkan untuk pakai helm yang sesuai standar keamanan! Bukan hanya memilih jenis helm, tapi juga memastikan fitur keselamatan yang ada pada helm berfungsi dengan baik. Apa saja?


Full Face Lebih Baik

“Pada dasarnya tipe helm open face, full face dan flip up sama baiknya dan tidak dilema dipakai untuk pulang pulang kampung lebaran. Meski bahwasanya secara kualitas, helm tipe full face masih yang terbaik,” beber Anggono. Sedangkan tipe lain mirip flip up, meski bentuknya mirip helm full face tapi pelindung rahangnya mampu dibuka tutup. Mekanisme buka-tutup ini memakai engsel yang pasti tidak akan sekuat pelindung rahang pada helm full face yang dirancang permanen. Hanya saja, kemudahan buka-tutup pada helm flip up memperlihatkan kenyamanan bagi pengendara. Saat kegerahan mampu dibuka, sedang saat bertemu jalan yang berdebu mampu langsung ditutup.

Dan satu lagi yaitu tipe open face yang tidak memiliki pelindung rahang. Meski secara safety paling rendah namun untuk perjalanan pulang kampung yang macet dan jarak tempuh yang tidak terlalu jauh, penggunaan helm ini masih cukup aman dan nyaman.


Pastikan Visor Dalam Keadaan Baik

Visor atau kaca helm harus ada pada helm tipe apapun. “Terpaan angin mampu membuat kram di muka. Muka jadi terasa kaku, ini berbahaya,” wanti pria yang pernah menjuarai kompetisi safety riding di Jepang ini. Selain itu warna dan kondisi visor juga tidak boleh luput dari perhatian. Jangan paksakan pulang pulang kampung memakai helm yang sudah baret. Goresan pada visor mampu mengaburkan pandangan khususnya saat berpapasan dengan sorot lampu kendaraan lain. Lebih baik ganti terlebih dahulu, apalagi kini harga visor helm sudah cukup murah. Umumnya dijual tidak lebih dari Rp 50 ribu.
Visor warna gelap juga sebaiknya tidak dipakai pada perjalanan malam hari. Visor gelap mampu mengurangi jarak pandang. Kalau memang perjalan yang dilakukan harus melalui perubahan waktu dari siang ke malam, tidak ada salahnya membawa dua visor, gelap dan bening untuk bergantian. Toh, kini untuk melepas dan memasang visor pada helm-helm terbaru sudah tidak memerlukan obeng. Tinggak tarik tuas, maka visor mampu langsung terlepas.


Pastikan Pas

Slogan “pastikan pas” bukan hanya milik POM bensin nasional, tapi juga berlaku pada pemilihan helm. Usahkan helm yang dipakai benar-benar pas di kepala. Tidak terasa longgar tapi tidak boleh terlalu ketat. Bila terlalu longgar, saat terjatuh tumbukan yang menimpa kepala tidak langsung teredam. Tapi justru membuat kepala memperoleh dampak tumbukan lebih besar. Selain itu juga mampu menganggu konsentrasi berkendara alasannya ialah helm terasa tidak kompak dengan gerakan kepala. Cara untuk memastikan helm tidak longgar yaitu dengan menggerakannya ke kanan-kiri, atas bawah. Pastikan kepala dan helm mampu dengan kompak bergerak dan tentunya tetap nyaman. Sedangkan helm yang terlalu ketat justru mampu bikin pusing alasannya ialah peredaran darah ke otak terhambat. Memastikan tali ikatan helm terikat berpengaruh sampai bunyi klik memang harus dilakukan. Tapi jangan asal kuat, percuma jikalau berpengaruh tapi longgar atau justru mencekik leher. Sesuaikan juga jarak tali ikatan helm dengan dagu.


7. Matikan Handphone saat berkendara


Anjuran mematikan handphone saat berkendara punya alasan kuat, apalagi dalam perjalanan mudik. Dalam perjalanan jauh membutuhkan konsentrasi tinggi. Menerima handphone (HP) sambil berkendara menjadi salah satu penyebab buyarnya konsentrasi.
Ketika mendapat telepon, posisi tangan tidak sempurna dalam menguasai pengendalian motor. Karena salah satu tangan pasti akan melepas kemudi. Mata juga menjadi tidak lagi berkonsentrasi pada jalan, malah ikut memperhatikan layar monitor handphone.

Bayangkan bila sedang dalam posisi mirip itu, tiba-tiba ada lubang atau kendaraan lain yang melakukan pengereman mendadak. Reflek cepat yang seharusnya dilakukan untuk menghindar mampu terlambat. Jika telat, celaka yang didapat.

Penggunaan helm yang dilengkapi handsfree juga jangan digunakan. Meski tidak mengganggu tangan tapi tetap saja konsentrasi pengendara akan terbagi.“Bahkan selain handphone, ngobrol dengan pembonceng saja bahwasanya jangan dilakukan. Kalau dengan pembonceng saja tidak dianjurkan, apalagi ngobrol langsung pakai handphone,” tutup pria yang karib disapa Surya.


8. Nyalakan lampu siang dan malam

“Mau pulang kampung siang atau malam, lampu utama harus terus menyala!,” wanti Anggono Iriawan, manager safety riding, PT Astra Honda Motor (AHM). Bukan sekedar himbauan, ini sudah menjadi kewajiban alasannya ialah sudah disahkan oleh undang-undang kemudian lintas yang baru.

Undang-Undang (UU) No.22 tahun 2009, pasal 107 ayat 2, mengatur penggunaan lampu utama di siang hari pada sepeda motor. Pasal ini berbunyi, “Sepeda motor wajib menyalakan lampu utama pada siang hari.”

Dengan lampu menyala pada siang hari, pengendara sepeda motor dan pengguna jalan lainnya akan lebih waspada. Dari spion mampu terlihat kilatan cahaya yang pertanda ada sepeda motor lain di belakang. Begitu juga di depan sorot lampunya akan memudahkan melihat sepeda motor lain,


SEMOGA BERMANFAAT,...!!!

Belum ada Komentar untuk "Ada Tips Menarik Pulang Kampung Pake Motor,Mari Baca.."

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel